Tuesday, September 25, 2012

Terima Kasih Kecewa

Andaikan aku pahami
Bahasa semua
Hanyalah bahasa cinta
Kunci setiap hati

Ajarilah kami bahasa cintaMU

Agar kami dekat padaMu ya Tuhanku
Ajarilah kami bahasa KasihMU
Agar kami dekat padaMu ya Tuhanku

Ajarilah kami bahasa cintaMU

Agar kami dekat padaMu ya Tuhanku
Ajarilah kami bahasa KasihMU
Agar kami dekat padaMu ya Tuhanku

Andaikan aku lakukan

Yang luhur mulia
Jika tanpa kasih cinta
Hampa tak berguna

Ajarilah kami bahasa cintaMU

Agar kami dekat padaMu ya Tuhanku
Ajarilah kami bahasa KasihMU
Agar kami dekat padaMu ya Tuhanku

Ajarilah kami bahasa cintaMU

Agar kami dekat padaMu ya Tuhanku
Ajarilah kami bahasa KasihMU
Agar kami dekat padaMu ya Tuhanku

==========

Ketika aku berpikir...

Ada apa dengan diriku?
Siapa diriku?
Bagaimana diriku dimasa lalu?
Akan bagaimana diriku dimasa datang?
Apa yang akan terjadi sebentar lagi? Sebentar malam? Hari esok? atau bahkan tahun depan? hingga nanti tidak berbatas waktuku dari-Mu..
Aku punya mimpi.
Aku punya harapan.
Semua sudah ku rangkum, sudah ku sampaikan dalam doa-doaku..
Doa yang melayang diudara sana,
sampai suatu saat nanti didengar oleh-Mu..
Atau mungkin sudah Kau dengar,
hanya aku yang tidak peka akan jawaban-Mu..

Saat ini aku hanya goyah,

imanku mengecil,
tapi.. bukan berarti imanku sudah pernah besar..
Saat ini aku hanya goyah,
karena aku ragu,
ragu akan masa depanku..
Saat ini aku hanya goyah,
karena aku telah jauh..
Ya, aku merasa aku begitu jauh dengan-Mu..

Masalah ini datang membuatku belajar mengerti,

Betapa berharganya diriku,
Betapa aku berharga dimata-Mu
Pernah aku berjanji untuk berubah,
Namun aku lupa dengan janjiku pada-Mu..

Semua yang aku pikirkan saat ini,

aku sampaikan pada-Mu,
Dengan bibir yang komat-kamit,
dan kesungguhan.

===============



Rasanya susah sekali untuk kita bisa memaafkan ketika kita sedang kecewa. Susah sekali banget kebangetan!
Kita marah, kita terluka, kita sakit. Kenapa semua terjadi? Kenapa bisa terjadi? Emosi, sedih, muak, jengah, empet, enek, gedeg, semua campur aduk.. Kenapa? Kenapa? dan kenapa? Selalu dan selalu itu yang kita rasakan, itu yang kita pikirkan.
Sebagai manusia, menurutku wajar kalo kita merasakan kesal, sedih, muak, dsb ketika kita sedang kecewa. Tapi jangan terlalu lama berlarut dalam perasaan kesal, sedih, muak, dsb. (sotoy, hehehe)

Aku sedih, ada apa dengan hidupku? Apa salahku sampai aku begini? *ralat* Apa yang salah dengan diriku sampai aku begini? Jiwaku kah yang salah? Pikiranku kah yang salah? Lingkunganku kah yang salah?

Aku kecewa, aku marah. Tapi aku berusaha kuat melawan kuasa kecewa, kuasa marah itu :(

Lagi-lagi, aku adalah manusia.. Aku terbatas..
Aku berusaha sabar. Dan aku memegang prinsip bahwa sabar itu ga ada batasnya
Lagi-lagi, aku adalah manusia.. Aku terbatas..
Berusaha dan berusaha rasanya belum cukup jika aku tidak memiliki 1 alasan kuat. Aku harus punya alasan itu. Tapi apa alasannya???????
Lagi-lagi, aku adalah manusia.. Aku terbatas..

===============

Pagi ini, sesampainya dikantor, setelah berdoa, aku langsung menuju mesin pencari yang bernama google. Aku ketik KASIH. Muncul beberapa artikel atau apa itu disebutnya, yang ada kata kasih. Aku persempit lagi yang aku cari, sampai aku dapatkan ayat Alkitab mengenai kasih. Entah apa yang aku pikirkan sepanjang malam dan sepanjang perjalanan tadi. 
Setelah membaca beberapa kali, dan aku sadar, aku kurang memiliki kasih.
Hanya kasih yang aku perlukan saat ini.
Hanya dengan kasih, aku merasa dikuatkan oleh Tuhan.
Tuhan saja telah mengasihiku, ko aku tidak bisa mengasihi orang lain?
Tuhan saja telah mengampuniku, ko aku tidak bisa mengampuni orang?
Kecewa itu ada. Kecewa itu datang lagi. Andai memori otak ini bisa ku hapus, akan ku hapus segera! Kecewa ketika aku mengingat-ingat. Kecewa ketika aku mengulas balik apa yang aku perbuat. Kecewa ketika aku tidak bisa menjawab, kenapa harus seperti itu adanya? Lagi-lagi aku kecewa. Saat menulis ini pun aku kecewa. Emosi. Sakit kepala. Semua bercampur aduk.
Buat apa aku diberi kecewa, kalo aku tidak bisa mengambil pelajaran dibalik itu?
KASIH. Hanya itu yang harus ada dalam diriku sekarang.
Ya, kasih itu harus lebih besar dari rasa kecewaku.
Kasih itu harus lebih besar dari rasa marahku.
Kasih itu harus lebih besar dari rasa apapun didunia ini.

===============

Korintus 13 : 1 -13 mengajarkan kita tentang kasih.

13:1Sekalipun aku dapat berkata-kata dengan semua bahasa manusia dan bahasa malaikat, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama dengan gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing.
13:2Sekalipun aku mempunyai karunia untuk bernubuat dan aku mengetahui segala rahasia dan memiliki seluruh pengetahuan; dan sekalipun aku memiliki iman yang sempurna untuk memindahkan gunung, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama sekali tidak berguna.
13:3Dan sekalipun aku membagi-bagikan segala sesuatu yang ada padaku, bahkan menyerahkan tubuhku untuk dibakar, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, sedikitpun tidak ada faedahnya bagiku.
13:4Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong.
13:5Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain.
13:6Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran.
13:7Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu.
13:8Kasih tidak berkesudahan; nubuat akan berakhir; bahasa roh akan berhenti; pengetahuan akan lenyap.
13:9Sebab pengetahuan kita tidak lengkap dan nubuat kita tidak sempurna.
13:10Tetapi jika yang sempurna tiba, maka yang tidak sempurna itu akan lenyap.
13:11Ketika aku kanak-kanak, aku berkata-kata seperti kanak-kanak, aku merasa seperti kanak-kanak, aku berpikir seperti kanak-kanak. Sekarang sesudah aku menjadi dewasa, aku meninggalkan sifat kanak-kanak itu.
13:12Karena sekarang kita melihat dalam cermin suatu gambaran yang samar-samar, tetapi nanti kita akan melihat muka dengan muka. Sekarang aku hanya mengenal dengan tidak sempurna, tetapi nanti aku akan mengenal dengan sempurna, seperti aku sendiri dikenal.
13:13Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih.

===============

Dipaling atas juga aku selipkan lirik lagu dan video klip mengenai kasih. Judulnya Bahasa Kasih. Salah satu syair yang aku suka "andaikan aku lakukan yang luhur mulia, jika tanpa kasih cinta, hampa tak berguna"

Kasih harus bisa mengalahkan segalanya.
Setiap masalah pasti ada kadaluarsanya, setiap kita bisa melewatinya, kita akan naik satu tingkat, atau kita hanya akan diam ditempat ketika kita tidak bisa belajar untuk mengasihi.
Kasih itu bukan pengetahuan yang perlu otak. Bukan juga rumus yang harus dihafal, agar kita bisa menjawab soal. Tidak ada ukuran kepintaran dalam kasih.
Kasih itu perasaan. Kasih itu ada dalam diri kita.
Menurutku, semua orang punya kasih. Yang berbeda hanya seberapa besar kasih itu dapat tumbuh dalam hati seseorang.
Kasih itu bisa dilatih jika kita hanya memiliki sedikit kasih.

===============

Pada akhirnya, seharusnya aku merasa senang kalo ada orang yang mengecewakan aku. Dengan begitu, aku diberi pelajaran kasih. Aku diberi kesempatan untuk bisa mengasihi. Aku bisa nabung untuk dapetin rumah di surga nanti.

Terima kasih kecewa... sakit nya sekarang, enaknya belakangan :)

Thursday, September 13, 2012

Jajal Kereta Luar Kota, Sendirian!

Waktu masih menunjukkan jam 6.42 saat aku tulis blog ini.
Sekarang aku lagi naik kereta luar kota dengan tujuan Tanah Abang. Harga karcis seharusnya 1.500 rupiah, tapi tadi aku beli karcis commuter line (yang AC) 6.500 rupiah. Kereta yang aku naikin ini ga berhenti disetiap stasiun. Dia hanya berhenti di stasiun-stasiun besar seperti Bekasi, Jatinegara, Manggarai, lalu Tanah Abang (ditempat perberhentian akhirnya).
Oktober 2012 tinggal menghitung hari, itu tanda nya aku harus siap-siap dengan kenaikan harga tiket kereta. Pengennya sih ada kenaikan gaji, hehehe. Boleh juga ni naik kereta ini mulai bulan Oktober nanti. Selain murah, keretanya juga cepet! Penumpangnya ga seramai kalo aku naik commuter line.

Model tempat duduknya hadap-hadapan. Tiap tempat duduk bisa diisi sampai 3 orang. Berhubunga ini kereta dari luar kota, jadi penumpang aslinya banyak yang naro barangnya di tempat duduk. So far, nyaman juga ya naik kereta ini. Tapi tentunya aku harua ekstra hati-hati, disini penumpangnya dari berbagai kalangan.
Oke, sudahan dulu ya, sepertinya sudah mau sampai stasiun Jatinegara (abis itu stasiun Manggarai), aku harus siap-siap.


penumpang yang duduk didepanku

Selamat beraktivitas :)

Wednesday, September 12, 2012

Kerjakan apa yang kamu sukai atau (mencoba) menyukai apa yang kamu kerjakan?

Kalimat yang pasti sudah pernah didengar. Sambil mikir-mikir dikit setelah pertanyaan itu muncul (lagi) dalam diri sendiri tadi pagi waktu perjalanan ke kantor, aku ngebatin 'kerjakan yang kamu sukai'

Kayanya enak, dan seharusnya enak kalo kita bisa ngerjain apa yang kita sukai, kita bisa terjun langsung didalamnya. Misalnya, aku suka sama anak kecil, gimana caranya aku bisa deket sama anak kecil. Bukan sekedar ponakan-ponakan kita yang kita deketin/ajak main, tapi tiap ngeliat anak kecil tu rasanya gimana gitu... Pengen gendong, pengen ajak main, pengen ajak ngobrol, intinya pengen berinteraksi. Kalo diinget-inget lagi, aku sempet pengen punya TK (mentok dikata 'pengen'). Aku mimpi aku punya TK, dimana aku bisa main terus sama anak kecil. Menurutku, cuma guru TK loh yang wajahnya awet muda, karna mereka main sama anak kecil mulu (selingan).. Anak kecil itu tingkahnya macem-macem, ga kebaca sama orang udah gede, tingkahnya itu ga terduga, masih polos, belum bisa mikir jahat. Mereka juga ngegemesin, dan butuh perhatian extra bangetttt..
Nah, kita balik lagi ke topik pembicaraan sesuai judul, kalo gitu yang berhubungan dengan yang aku sukai saat ini apa donk? Sementara aku sekarang ini cuma staff accounting disalah satu perusahaan yang kerjanya jauh dari yang berhubungan dengan anak kecil. Terbesit, sangat terbesit, sangat ingin punya TK, tapi gimana caranya? Krik krik.. Kan lumayan banget, bahkan lebih dari lumayan kalo aku bisa punya TK (baca: usaha buka TK). Kita bisa memperoleh penghasilan dari apa yang kita sukai.
Atau aku kasih contoh lain ya, misalkan aku suka travelling, kita bisa travelling, bahkan mungkin kita bisa usaha travelling. Tapi untuk aku yang seorang perempuan, kayanya untuk ini agak susah ya kalo dilihat dari beberapa faktor. Jadi, yang satu ini ga usah dibicarakan, case closed untuk kesukaanku yang satu ini!!

Aku sempet bertanya hal ini ke beberapa orang (temen, kakak, dan pacar),

"sukai yang ngana kerjakan. dulu kita kerja yang kita suka. lama-lama kita ndak tau apa itu namanya berjuang. sukai yang ngana kerjakan sama kayak jaga yang sudah jadi nga pe milik. kalo yang kita sukai, ndak perlu disuruh kerjakan pasti so otomatis" -nancy, 27 tahun.

"kerjakan apa yang lo sukai. akan terasa menyenangkan apabila pekerjaan itu sendiri tidak dijadikan beban (hanya untuk sekedar mendapatkan uang), tapi juga untuk menyalurkan hobby" -putri, 24 tahun.

"sukai yang lo kerjakan. gw berusaha melakukan yang terbaik sekalipun gw kurang suka sama pekerjaan itu. intinya ke arah bersyukur sih" -amanda, 27 tahun.

"sukai yang lo kerjakan. karena realnya kita dihadapkan dengan hal-hal yang ga kita suka. dan mau ga mau kita harus hadapin" -astrid, 24 tahun.

"kerjakan apa yang lo sukai. jika mendapat yang tidak terlalu disukai, tetap kerjakan sepenuh hati" -febi, 24 tahun.

"kerjakan apa yang gw sukai. pasti pake hati and passion. jadi hasilnya lebih baik. mau jungkir balik ngerjainnya, tapi itu gw sukain, yah hayo aja" -nanda, 24 tahun.

"kerjakan apa yang gw suka. kalo gw ga suka ama kerjaan, susah buat gw untuk sukain. karna jadinya malah kepaksa" -shara, 26 tahun.

"kerjakan yang lo sukai. ga ada beban" -ana, 20 tahun.

*kalo ada jawaban lain, nanti aku munculin, untuk sampai saat ini, cuma segitu yang bales, hehehe


balik lagi...


Setelah mendapat jawaban dari beberapa teman, aku mikir ni, yang ada didepan mata itulah yang harus kita kerjakan. Gimana caranya kita ngerjainnya ga setengah-setengah, ya kita harus menyukai itu! Tapi ya, setiap kita mengerjakan sesuatu dengan berulang pastinya akan bosan, akan terasa jenuh (karna manusia itu punya potensi untuk bosan/jenuh akan yang namanya rutinitas). Sekarang berarti, gimana kita bisa buat apa yang kita kerjakan itu jadi ga ngebosenin. Bener ga? Kalo mentok ke pertanyaan ini, kita seharusnya balik lagi jawaban kita sebelumnya mengenai kerjakan apa yang kamu sukai atau sukai apa yang kamu kerjakan?


Sukai yang kamu kerjakan, mengajarkan kita pastinya untuk lebih bersyukur sama apa yang ada pada kita.

Sukai yang kamu kerjakan, mengajarkan kita berusaha untuk mendapatkan sesuatu.


jadi, kamu pilih yang mana?